Tidak ada yang benar-benar tahu mengapa sekuel dari film Taken
(2008) yang dibintangi oleh Liam Neeson diperlukan untuk diproduksi
oleh Hollywood. Namun, mengingat film yang berdana produksi sebesar
US$26 juta tersebut lalu sukses luar biasa selama masa perilisannya di
seluruh dunia dan menghasilkan pendapatan sebesar US$226 juta… yahhh…
jelas wajar saja jika kemudian Hollywood memutar otak mereka dan mencoba
mengulangi kesuksesan yang tidak disengaja tersebut.
Walau kali ini tidak lagi melibatkan sutradara seri pertamanya, Pierre
Morel, Taken 2 masih dibintangi oleh Liam Neeson dengan dukungan Famke
Janssen dan Maggie Grace. Naskah cerita Taken 2 juga masih ditulis oleh
duo Luc Besson dan Robert Mark Kamen… yang kembali menghasilkan jalan
cerita dengan formula yang benar-benar sangat familiar dengan seri
pendahulunya.
Jalan cerita Taken 2 sendiri mengambil latar belakang waktu setahun
semenjak rentetan kejadian yang terjadi pada seri sebelumnya. Kali ini,
setelah melaksanakan tugasnya menjadi seorang pengawal pribadi di
Istanbul, Turki, Bryan Mills (Neeson) mengundang mantan istrinya, Lenore
(Janssen) yang sedang mengalami masalah dalam pernikahannya, dan juga
puterinya, Kim (Grace), untuk berliburan bersamanya di kota tersebut.
Pada awalnya, Bryan mengira bahwa Lenore menolak ajakan tersebut. Namun,
Lenore dan Kim ternyata telah menyiapkan sebuah kejutan bagi Bryan
dengan datang secara diam-diam ke hotel tempat Bryan menginap. Sebuah
kejutan manis, tentu saja. Sayangnya, liburan keluarga Mills ternyata
tidaklah berjalan seindah yang mereka rencanakan.
Sehari setelah Lenore dan Kim tiba di Istanbul, masalah mulai hadir
ketika sekelompok orang mencoba untuk menculik ketiganya. Walau kemudian
dirinya dan Lenore berhasil diculik, namun berkat kecekatannya, Bryan
berhasil mengingatkan puterinya untuk segera melarikan diri dan
berlindung dari ancaman orang-orang yang akan datang untuk menculiknya.
Kini, Bryan harus menyusun strategi untuk melepaskan dirinya dan Lenore
dari sekapan penculik sekaligus berburu dengan waktu sebelum mereka
berhasil mendapatkan Kim.
Whoa! Luc Besson dan Robert Mark Kamen benar-benar mendapatkan gaji buta
dengan pekerjaan mereka dalam menulis naskah cerita Taken 2. Formula
Taken 2 jelas-jelas merupakan carbon copy dari formula cerita yang telah
digunakan pada seri sebelumnya, namun dengan menggunakan beberapa
penyesuaian dan perubahan di beberapa bagian. Untungnya, sutradara
Olivier Megaton (Colombiana,
2011) telah sangat berpengalaman dengan mengarahkan film-film aksi
minim pembangunan jalan cerita dan murni hanya mengandalkan plot cerita
aksi yang sederhana.
Terserah jika Anda ingin mengkategorikan film ini sebagai sebuah film
aksi yang klise, namun Megaton mampu menggarap dan menjaga kehadiran
setiap intensitas ketegangan adegan aksi di film ini dengan begitu baik.
Yang semakin membuat film ini terlihat meyakinkan jelas adalah
penampilan prima Liam Neeson. Layaknya di seri pertama film ini, atau
seperti perannya di The A-Team (2010) atau Unknown (2011) atau The Grey
(2012), Neeson kembali memerankan sosok manusia yang selalu memiliki
kekuatan hebat untuk melawan setiap perlawanan fisik maupun mental yang
diarahkan kepadanya. Dan ia selalu menang! Hebatnya, Neeson selalu mampu
membuat karakter yang ia perankan terlihat begitu manusiawi – tentu
saja dengan kemampuan dramatisnya yang juga sama kuatnya.
Neeson adalah nyawa utama dari Taken 2 yang membuat film ini menjadi
layak untuk kembali disaksikan. Selain Neeson, nama-nama lain yang
mengisi departemen akting film ini hadir dengan karakterisasi dan peran
yang terbatas. Famke Janssen dan Maggie Grace hadir hanya sebagai obyek
penderita dari jalan cerita film – walaupun Grace pada beberapa bagian
juga mampu menunjukkan kemampuannya dalam beradegan aksi.
Sementara karakter-karakter antagonis yang hadir juga cenderung tidak
terlalu mendominasi seperti di film pertama. Kehadiran mereka – yang
menjadi kunci penghubung antara Taken 2 dengan seri sebelumnya – jelas
terlihat hanya sebagai sebuah faktor pemicu untuk munculnya deretan
adegan aksi di dalam jalan cerita film ini.
Lalu bagaimana pengaruh pengulangan berbagai (baca: seluruh) elemen di
seri pertama terhadap kualitas Taken 2 secara keseluruhan? Jelas tidak
akan membawa film ini maupun nama-nama yang terlibat di dalamnya ke
tingkatan kelas yang lebih baik lagi. Namun, Anda, khususnya yang
menggemari film-film aksi sederhana, jelas tidak akan mampu memungkiri
bahwa Olivier Megaton berhasil menyingkirkan segala keterbatasan yang
ada di dalam naskah cerita karya Luc Besson dan Robert Mark Kamen untuk
kemudian merangkai deretan adegan aksi yang begitu mampu memacu
adrenalin setiap penontonnya. Ditambah dengan kharisma Liam Neeson yang
begitu kuat sebagai (sekali lagi) sosok pahlawan yang tidak dapat
dikalahkan, Taken 2 adalah sebuah kesederhanaan yang mampu dimaksimalkan
dengan sangat baik.
Sumber,